Tanjungbalai (Humas) – Era transformasi digital yang kian pesat menjadi tantangan sekaligus peluang bagi para penyuluh agama Islam dalam menyampaikan nilai-nilai keagamaan secara relevan dan berdampak di tengah-tengah masyarakat. Menjawab kebutuhan tersebut, Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara menggelar Bimbingan Teknis Literasi Digital Berbasis Artificial Intelligence (AI) yang dilaksanakan pada 17 sampai 19 Juli 2025 di Hotel Aryaduta Medan. Kamis (17/7)
Acara ini secara resmi dibuka oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag, MM dan dihadiri langsung Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam Dr. H. Jamaluddin M Makri, Lc, M.Si dan Kepala Bidang Penerangan Agama Islam Zakat dan Wakaf, Dr. H. Zulfan Efendi, Ketua Tim Penyuluh Agama dan Sistem Informasi Erni Sukmawati Harahap, M.M. Kegiatan ini diikuti oleh 75 penyuluh agama Islam dari berbagai kabupaten dan kota di Sumatera Utara dari Kota Tanjungbalai ada Kaya Arfah, S.Sos.I, M.Sos, Khairul Fahmi S, S.HI, M.Ag, Idwarsyah Marpaung, S.Kom.I, Bobot Iskandar, Lc.
Kakanwil mengapresiasi kegiatan ini sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) Penyuluh Agama Islam. Penyuluh Agama Islam merupakan garda terdepan Kementerian Agama yang berada di masyarakat dalam menyampaikan pesan pesan pembangunan bangsa melalui Bahasa Agama.
Dalam sambutannya “ Penyuluh Agama Islam harus mampu dan siap, mau tidak mau harus siap menghadapi tantangan digital. Jangan gaptek, manfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya dan terus belajar tingkatkan kompetensi diri Bapak Ibu“, jelas Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sumatera Utara H. Ahmad Qosbi, S.Ag MM.
Selanjutnya Kepala Subdirektorat Bina Penyuluh Agama Islam menegaskan "pentingnya peran strategis penyuluh agama Islam dalam membimbing masyarakat, tidak hanya dalam ranah spiritual, tetapi juga sosial dan digital. Beliau mengutip definisi jabatan fungsional penyuluh Agama pada Pasal 1, angka 7 PERMENPAN-RB Nomor 9 Tahun 2021 tentang jabatan Fungsional Penyuluh Agama : Bimbingan atau Penyuluhan Agama adalah suatu proses pengubahan perilaku yang dilakukan melalui penyebarluasan informasi, motivasi, konseling, edukasi, fasilitasi dan advokasi baik secara lisan, tulisan dan praktik dalam rangka pengembangan pengetahuan, sikap dan perilaku kelompok masyarakat sasaran agar mereka mengetahui, termotivasi dan mampu memahami, melaksanakan ajaran agama dengan benar sekaligus mempunyai kepedulian dan partisipasi aktif dalam pembangunan bidang sosial atau keagamaan dengan menggunakan bahasa atau ajaran agama." Ucap H. Jamaluddin M Makri.
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa penyuluh agama harus menjadi agen perubahan di tengah masyarakat, terutama dalam mengatasi tantangan zaman melalui penguasaan teknologi digital, termasuk kecerdasan dalam pembuatan tulisan berbasis (AI). Menurutnya, literasi digital bukan lagi sekadar pilihan, tetapi sudah menjadi kebutuhan utama dalam memperkuat dakwah yang efektif dan kontekstual.
Dalam arahannya, Jamaluddin juga menyampaikan pendapat beliau tentang lima profil Penyuluh Agama Islam, yakni: pertama, beriman dan Bertaqwa: Memiliki iman yang kuat dan bertaqwa kepada Allah SWT, kedua, berilmu dan berpengetahuan: Memiliki ilmu pengetahuan yang luas tentang agama Islam dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari, ketiga, Berakhlak Mulia: Memiliki akhlak yang mulia, seperti bertanggung jawab, jujur, sabar, toleran, menghormati perbedaan dan kasih sayang, keempat komunikatif dan persuasif: berkomunikasi dengan efektif dan persuasif untuk menyampaikan pesan agama kepada masyarakat, kelima, pengembangan program penyuluhan: mengembangkan program penyuluhan yang efektif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk komitmen Kementerian Agama dalam meningkatkan kapasitas SDM penyuluh agama agar selalu adaptif, inovatif, dan profesional di tengah dinamika masyarakat digital. Transformasi dakwah berbasis AI bukan sekadar wacana, tetapi kini mulai menjadi realita yang harus direspons secara progresif dan bijak.
Penyuluh Agama Islam KUA Teluk Nibung, Kaya Arfah, S.Sos.I, M.Sos salah satu peserta pada kegiatan tersebut,"Alhamdulillah, saya merasa sangat bersyukur bisa mengikuti bimbingan teknis literasi digital berbasis kecerdasan buatan (AI) ini. Dalam era digital yang terus berkembang pesat, kemampuan untuk memahami dan memanfaatkan teknologi seperti AI adalah langkah penting untuk memajukan diri dan masyarakat. Melalui program ini, saya mendapatkan wawasan baru yang sangat berharga tentang bagaimana AI dapat dimanfaatkan secara positif dalam kehidupan sehari-hari, baik di bidang dakwah, pendidikan, maupun teknologi." ucapnya.
Saya berharap, melalui pengetahuan yang saya peroleh, saya bisa berkontribusi lebih banyak dalam meningkatkan literasi digital di sekitar saya dan membantu memanfaatkan potensi AI untuk mencapai kemajuan yang lebih baik. Terima kasih kepada semua pihak yang telah menyelenggarakan acara ini, semoga kita semua dapat terus berkembang dalam menghadapi tantangan digital di masa depan." harapnya. (KH)